PENGELOLA PELESTARI PENINGGALAN
KYAHI AGENG GRIBIG
(P3KAG)
JATINOM KLATEN
KYAHI AGENG GRIBIG
DAN PERAYAAN PENYEBARAN APEM YAAQAWIYYU
JATINOM KLATEN
- Silsilah Kyahi Ageng Gribig Jatinom Klaten
Ada beberapa sumber yang menyebutkan, diantaranya yang mendekati kebenarannya insya Allah :
- Berasal dari Timur Tengah, Maghribi (Maroko) dengan nama “ Maulana Al Maghrobi/Maulana Al Maghribi” sehingga masyarakat (Jawa) pada jamannya menyebutkannya dengan nama : Maghribi – Ghribi – menjadi “ Gribig” (logat Jawa)
- Berasal dari keturunan Majapahit Prabu Brawijaya V yaitu anak dari anak dari Syekh Wasibagno III dengan Raden Ayu Ledah yang diberi nama “ Syekh Wasibagno Timur ( Kyahi Ageng Gribig, yang di makamkan di Desa Jatinom, Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten)
- Asal mula Jatinom
Setelah setelah ayahnya wafat (Syekh Wasibagno III) maka beliau ikut ibunya di Wonosroyo dekat dengan makam Giri, setelah ibunya wafat, Syekh Wasibagno Timur (Kyahi Ageng Gribig) Setelah kerajaan Majapahit Jatuh ke tangan Girindrawardhana dari Keling, Kediri, beliau meninggalkan tempat tinggalnya pergi mengembara dan akhirnya membentuk pedukuhan Jati-anom yang sekarang Jatinom (Jatinom Kabupaten Klaten).
Beliau dalam kehidupannya keilmuan-keilmuan tentang agama (Islam) dan olah batiniah dan kanuragan bagi santri-santri dan masyarakat disekitarnya, sampai akhir hayatnnya dan di makamkan di kampung Jatinom, Kelurahan Jatinom, Kabupaten Klaten (yang sampai sekarang makam beliau didatangi para peziarah untuk mendo’akan atas keshalihannya)
*) Kata Gribig merupakan gelar penghormatan
- Sejarah Apem Yaaqawiyyu
Asal kata “ Yaaqawiyyu “ merupakan salah satu yang ada pada Asmaul Husna yaitu Al-Qawiyyu (Maha Kuat) Yaa Qawiyyu (Allah yang Maha Kuat) / Dhuh Allah Ingkang Maha Kiyat.
Apem/kue apem merupakan simbol yang oleh beliau (Kyahi Ageng Gribig) dimaknai dengan filosofi yang tinggi yaitu mengambil dari Asmaul Husna yaitu Al-‘Afwu (Maha Pemaaf) – Afwun.
Manusia tidak lepas dari Hablumminallah dan Hablumminannas ( Hububungan Manusia dengan sang pencipta/Allah SWT, dan manusia dengan sesama manusia/mahluk ciptanNya)
- Manusia agar selalu dekat dengan Allah “ seharusnya selalu mohon ampun kepada Allah, pastilah Allah SWT memberi ampunan karena Allah SWT memiliki sifat Al-Affu/maha pemaaf.
- Manusia agar selalu meminta dan memberikan maaf kepada sesamanya, sehingga hati akan bersih/suci lahir batin.
- Keberadaan Gunungan Apem
Sejarah awalnya tidak ada/tidak termasuk acara pokok pada acara Yaaqawiyyu
Keberadaan Gunungan Apem tersebut hanya sebagai daya tarik penungunjung/wisatawan.
Bentuk dan ukuran tidak ada ketentuan yang baku, namun itu juga dapat dikemas sebagai media dakwah, karena Gunungan Apem itu dibuat dan ditampilkan mulai tahun 1981 dan sebelumnya tidak pernah ada, yang ada adalah panjang ilang 2 buah disemayamkan/dileremake ( Bahasa Jawa ) sementara waktu. Dibelakang kanthil Makam Ki Ageng Gribig.
Sepasang Panjang ilang tersebut tetap dilestarikan keberadannya dalam upacara Penyebaran Apem Yaaqawiyu. Jumlah apem yang ada pada Sepasang Panjang Ilang yang satu berjumlah 100 biji apem, dan yang satunya berjumlah 99 biji hal ini mempunyai maksud agar kita selalu mengingat Asma Allah.
Panjang Ilang mempunyai makna yaitu Abdi/Lestari,Kekal/Langgeng mengingat sepasang panjang ilang disemayamkan dimakam dan dijaga keamanannya oleh petugas keamanan/panitia, dan para peziarah ikut berdo’a dalam pelaksanaan Yaaqqwiyu supaya mendapatkan perlindungan dari Allah swt.
Penyebaran Apem Yaaqawiyyu dilaksanakan hari jum’at (sehabis sholat jum’at) bertepatan dengan kepulangan Kyahi Ageng Gribig dari Ibadah Haji.
Tower/Panggung penyebaran apem digunakan untuk membagi/menyebar apem kepada pengunjung Yaaqawiyyu.
Sendang Klampeyan pada waktu dahulu kala digunakan sebagai tempat bersuci sebelum melaksanakan ibadah shalat.
Panggung Ash.Shomad ( milik pribadi keluarga Alm. Dr. H. Sismadi Partodimulyo, S.Bd, MM ) dipinjam oleh Panitia Yaaqawiyyu untuk tamu undangan.
Gunungan Apem disemayamkan sementara dirumah ( Ibu.Hj. Subakdi Susilo Widagdo/Utara Masjid Besar Jatinom ).
Gunungan Apem awal keberadaannya pada tahun 1984 setelah pemindahan kandhang apem dari Masjid Besar Jatinom di pindah ke dekat sendang Klampeyan ( 1980 ). Gunungan Apem disemayamkan dibangsal Makam Kyahi Ageng Gribig, karena situasi dan kondisi pengunjung yang banyak, maka tempat (di Bangsal Makam Kyahi Ageng Gribig) tidak memungkinkan, maka tahun 1985 sampai dengan tahun 2007.
CATATAN :
1. Acara pokok perayaan Yaaqawiyyu merupakan sepenuhnya hak P3KAG Jatinom Klaten, sedangkan yang lainnya/sebagai pendukung perayaan Yaaqawiyyu dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan pihak P3KAG Jatinom dan pihak yang terkait agar tidak terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan dengan keberadaan sejarah Kyahi Ageng Gribig.
2. Pengambilan dokumentasi yang berkaitan dengan perayaan yaaqawiyyu Jatinom harus seizin Muspika/Camat Jatinom dan P3KAG Jatinom Klaten.
P3KAG
Pengelola Pelestari Peninggalan Kyahi Ageng Gribig
Jatinom Klaten
Mohammad Daryanta
Sekretaris